Minggu, 07 Juni 2015

MAKNA KAIN POLENG BAGI MASYARAKAT BALI




Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.
Contoh Kain Poleng
Kain Poleng adalah kain bermotif kotak-kotak persegi dan memiliki warna hitam putih seperti warna pada papan catur. Kain poleng sudah menjadi bagian dari kehidupan religius umat Hindu di Bali. Kain itu digunakan untuk keperluan sakral dan profan. Di pura, kain poleng digunakan untuk tedung (payung), umbul-umbul, untuk menghias palinggih, patung, dan kul-kul. Tidak hanya benda sakral, pohon di pura pun banyak dililit kain poleng.
Kami memilih judul “makna kain poleng bagi masyarakat Bali” karena kami tertarik dan penasaran mengapa di Bali banyak ditemukan kain kotak kotak berwarna hitam putih atau yang biasa disebut dengan sebutan kain poleng. Kain ini biasanya terdapat pada patung dan pohon yang banyak menarik minat wisatawan domestik maupun non-domestik.
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan pada tanggal 26 April 2015 di Kebun Raya Eka Karya Bali dengan Bli I Made Agus Susila kami mendapatkan informasi bahwa Kain poleng memiliki dua warna yaitu hitam-putih dan merah-putih. Kain poleng bermotif kotak-kotak persegi karena merupakan simbol keseimbagan alam, antara kanan-kiri, dan atas-bawah, jumlah kotak hitam sama dengan jumlah kotak putih. Kain kotak kotak juga dianggap sebagai kain penolak bala, selain itu kain kotak kotak juga dianggap sebagai kain keberuntungan bagi masyarakat Bali.
Untuk pembuatan kain poleng tidak di butuhkan bahan kain yang khusus. Kain apapun dapat digunakan tetapi pada umumnya masyarakat banyak menggunakan kain poleng yang berbahan sutra. Kain poleng tidak bisa digantikan dengan kain yang bermotif lain karena motif kotak-kotak melambangkan keseimbangan alam, jumlah warna hitam dan putih pada kain poleng juga harus sama.
Kain Poleng yang digunakan  di Patung
Kain poleng banyak digunakan pada bangunan, pohon, dan tempat-tempat yang dianggap sakral oleh masyarakat Bali, karena menurut kepercayaan masyarakat Bali terhadap animisme yaitu di setiap tempat pasti ada penunggunya maka warga setempat meletakkan kain poleng pada beberapa bangunan karena kain poleng dianggap sebagai penolak bala yang dapat menolak pengaruh-pengaruh buruk. Selain dianggap sebagai kain penolak bala apabila diletakkan pada bangunan ataupun tempat-tempat sakral, kain poleng juga dapat membawa kesan wibawa bagi para pecalang yang menggunakan kain poleng tersebut sebagai pakaian.
            Kebiasaan menghias bangunan maupun benda-benda sakral dengan kain poleng sudah terjadi sejak lama. Kebiasaan ini terus dilaksanakan dan dilestarikan agar kebiasaan tersebut tetap terjaga keberadaannya dan tidak punah sehingga generasi selanjutnya dapat tetap mengetahui kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan dan dilestarikan oleh generasi sebelumnya.
Saat wawancara dengan Bli I Made Agus Susila
                       


3 komentar:

  1. omg membantu bangeett
    seneng banget mbak meski non Hindu ikut berpartisipasi melestarikannya sampai interview ke Bali lngsung :)
    BRAVO

    BalasHapus
  2. Kain poleng sebenarnya wujud nyata umat hindu utk menunjukkan penghormatan trhadap alam. Dikenal dgn Tri Hita Karana. Bahwasannya kita manusia tidak bisa hidup rukun tanpa adanya keselarasan baik dgn Tuhan, manusia, dan alam. Msalah ada penunggu atau semacmnya.. Itu kembali kepada kepercayaan. Mgkin aja dlu agar anak cucu takut,leluhur bilang gtu. Mgkin saja. Yang jelas dmna mana.. Kita memang hidup berdampingan. Terimakasih postingannya joshh 😊

    BalasHapus
  3. Mau nanya cara membuat kain poleng bagaimana yah?

    BalasHapus